Impianku Atas Presatasi Belajar dan Pendidikanku
Aku bukan tipe orang yang memiliki impian terlalu tinggi, berlebihan, atau bisa dibilang muluk-muluk. Aku cenderung santai, cuek, dan membiarkan segala sesuatu mengalir sesuai keinginanku. Orang tuaku tidak pernah memaksaku melakukan hal-hal yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Mereka selalu mengatakan, “Kamu boleh melakukan apa saja yang kamu mau dan apa saja yang membuatmu nyaman, tapi tetap ingat apa yang diajarkan di Agamamu agar kamu tetap ingat mana yang benar mana yang salah”.
Hal inilah yang justru membuatku tertantang untuk melakukan sesuatu yang dapat membahagiakan dan membuat bangga kedua orang tuaku yang sudah sepenuhnya percaya atas segala keputusanku.
Sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak, ibuku sudah menyuguhkan buku diary kepada kami anak-anaknya. Ia memang menginginkan anak-anaknya memiliki hobi menulis. Menurutnya dengan menulis, kita bisa mencurahkan segala pikiran, kreatifitas, dan emosi kita. Mungkin itulah yang membuat aku, kakak perempuanku, dan adikku terbiasa menulis.
Hampir seluruh anggota keluargaku memiliki ketertarikan dalam bidang tulis menulis. Ibuku, Ia selalu menyempatkan waktu untuk menulis artikel yang membahas masalah sosial demi memberi wawasan lebih dan pengaruh positif pembacanya. Tidak jarang tulisannya dimuat dalam koran Jawa Pos. Kakekku yang merupakan ayah dari ibuku juga memiliki kegemaran serupa. Dulu sewaktu masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kulon Progo, kakek sering sekali ditunjuk untuk membuatkan naskah pidato yang akan dibacakan oleh Bupati Kulon Progo. Begitu pula denganku, Alhamdulillah aku sudah beberapa kali menjuarai kompetisi dalam bidang tulis-menulis mulai dari tingkat se-Surabaya, se-Jawa Timur, dan se-Indonesia.
Kakak perempuanku sudah berulang kali meraih juara lomba karya tulis dan debat sampai tingkat Nasional. Sedangkan adikku, ia mungkin memang belum memiliki prestasi yang tertulis di piagam penghargaan tingkat Surabaya atau yang lainnya, namun sewaktu duduk dibangku kelas 4 Sekolah Dasar ia pernah menulis satu buku kumpulan cerpen. Kumpulan cerpen buatan adikku pun kami cetak untuk kalangan sendiri karena adikku tidak ingin ibuku membawa buku tersebut ke penerbit. Mungkin inilah yang disebut dengan bakat turun temurun.
Impianku atas prestasi belajar dan pendidikanku adalah bisa menjadi anak yang terus berprestasi agar kedua orang tuaku bisa terus bangga kepadaku.
Komentar
Posting Komentar